1. Menurut kalian bedakah etika profesi dengan etika kerja?? Mohon di berikan penjelasan beserta contohnya!
2. Anda menyebutkan bahwa etika memerlukan sikap kritis, metodis serta sistematis dalam melakukan refleksi. Apa bisa dijelaskan secara luas mengenai ketiga hal itu?
3. Ada beberapa prinsip dalam etika profesi akuntansi, apakah profesi akuntan di indonesia sudah mememuhi dari 8 prinsip tersebut? Bagaimana jika ada profesi akuntan yg melanggar salah satu prinsip etika?
4. Apa arti dari teori etika deontologi? Dan seberapa besarkah pengaruh dari etika deontologi terhadap tanggung jawab akuntan dalam pengambilan keputusan?
5.kelemahan dan kelebihan apa saja yang diperolehdari tindakan egoisme?
Nama : Earlyna Rachmonandes
NPM : 22212348
Kelas : 4EB16
Selasa, 03 November 2015
Selasa, 13 Oktober 2015
Tugas Etika Profesi Kuntansi
A.
BUDAYA
ETIKA (Corporate Culture)
Budaya merupakan
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Sedangkan etika merupakan
sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral.Dalam
perusahaan, hubungan antara pimpinan dengan instansi merupakan dasar
budayaetika.
Corporate culture (budaya
perusahaan) merupakan konsep yang berkembang dari ilmu manajemen serta
psikologi industri dan organisasi, yang
mana tujuan dari budaya perusahaan ini adalah untuk meningkatkan kinerja organisasi
(perusahaan).
Pemikiran tentang corporate culture ini berawal dari pengembangan ilmu yakni ilmu manajemen,
organisasi dan psikologi industri. Dalam pelaksanaan organisasi perusahaan
diperlukan adanya suatu hubungan yang baik antara semua bidang atau departemen.
Djokosantoso Moeljono
mendefinisikan corporate culture
sebagai suatu sistem nilai yang diyakini oleh semua anggota organisasi dan yang
dipelajari, diterapkan, serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi
sebagai sistem perekat, dan dijadikan acuan berperilaku dalam organsisasi untuk
mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
Menurut Martin
Hann, ada sepuluh parameter budaya perusahaan yang baik antara lain:
1.
Pride of the organization
2.
Orientation
towards (top) achievements
3.
Teamwork
and communication
4.
Supervision
and leadership
5.
Profit
orientation and cost awareness
6.
Employee
relationships
7.
Client
and consumer relations
8.
Honesty
and safety
9.
Education
and development
10. Innovation
Hubungan antara CEO dengan perusahaan merupakan dasar budaya
etika. Jika perusahaan harus etis, maka manajemen puncak harus etis dalam semua
tindakan dan kata-katanya. Manajemen puncak memimpin dengan memberi contoh.
Perilaku ini adalah budaya etika.
Contohnya adalah
hubungan manajemen puncak yang harus berbudaya/beretika/etis dalam perkataannya
maupun tindakannya, sehingga ia dapat menjadi contoh bagi yang lainnya
(khususnya bawahannya) dalam artian bahwa manajemen puncak dapat membuat
seluruh organisasi dan karyawannya dapat menjalankan aktivitas sesuai konsep
etika yang berbudaya dan etis. Maka dari itu, diperlukan beberapa langkah
metode dalam mencapai hal tersebut, yakni:
a.
Corporate
Credo adalah suatu
pernyataan yang ringkas mengenai nilai-nilai yang ditegakkan perusahaan.
Komitmen Internal:
- Perusahaan
terhadap karyawan
- Karyawan
terhadap perusahaan
- Karyawan
terhadap karyawan lain
Komitmen Eksternal :
- Perusahaan
terhadap pelanggan
- Perusahaan
terhadap pemegang saham
- Perusahaan
terhadap masyarakat
b.
Program
Etika adalah suatu gambaran sistem dari aktivitas yang dirancang untuk mengatur
pegawai melaksanakan Corporate Credo.
c.
Kode
Etik Perusahaan adalah suatu aturan yang mengandung nilai-nilai etis/ etika
dalam menjalankan aktivitasnya. Contohnya IBM’s Business Conduct Guidelines(Panduan Perilaku Bisnis IBM).
B.
MENGEMBANGKAN STRUKTUR ETIKA KORPORASI
Dalam mengembangkan
struktur etika korporasi perlunya prinsip-prinsip moral etika ke dalam kegiatan
bisnis secara keseluruhan diterapkan, baik dalam entitas korporasi, menetapkan
sasaran bisnis, membangun jaringan dengan para pihak yang berkepentingan (stakeholders)
maupun dalam proses pengembangan diri para pelaku bisnis sendiri.
Penerapan ini
diharapkan etika dapat menjadi “hati nurani” dalam proses bisnis sehingga
diperoleh suatu kegiatan bisnis yang beretika dan mempunyai hati, tidak hanya
sekedar mencari untung belaka, tetapi juga peduli terhadap lingkungan hidup,
masyarakat dan para pihak yang berkepentingan (stakeholders).
Mengembangkan Good Corporate Governance memang telah
dimulai di Indonesia, baik di kalangan akademisi maupun praktisi baik di sektor
swasta maupun pemerintah. Berbagai perangkat pendukung terbentuknya suatu organisasi
yang memiliki tata kelola yang baik sudah di stimulasi oleh Pemerintah melalui
UU Perseroan, UU Perbankan, UU Pasar Modal, Standar Akuntansi, Komite Pemantau
Persaingan Usaha, Komite Corporate
Governance, dan sebagainya yang pada prinsipnya adalah membuat suatu aturan
agar tujuan perusahaan dapat dicapai melalui suatu mekanisme tata kelola secara
baik oleh jajaran dewan komisaris, dewan direksi dan tim manajemennya.
Pembentukan beberapa perangkat
struktural perusahaan seperti komisaris independen, komite audit, komite
remunerasi, komite risiko, dan sekretaris perusahaan adalah langkah yang tepat
untuk meningkatkan efektivitas “Board
Governance”. Dengan adanya kewajiban perusahaan untuk membentuk komite
audit, maka dewan komisaris dapat secara maksimal melakukan pengendalian dan
pengarahan kepada dewan direksi untuk bekerja sesuai dengan tujuan organisasi.
Ada beberapa masalah
etika yang perlu diperhatikan dalam kaitan dengan praktek-praktek
organisasi/perusahaan di tempat kerja, meliputi:
a. Rasa hormat, martabat, dan kebebasan perorangan
Masalah ini berhubungan erat dengan struktur dalam
sebuah organisasi. Semakin seseorang memperoleh jabatan puncak, maka seseorang
tersebut secara tidak langsung juga memperoleh martabat dan rasa hormat yang
tinggi dari bawahannya. Namun begitu, bukan berarti seseorang dengan posisi
puncak bisa bersikap semena-mena terhadap bawahannya. Seorang pegawai juga
berhak menerima kebebasan dalam bertindak sesuai dengan hak dan kewajibannya.
b. Kebijakan dan praktek personal
Masalah ini berkenaan dengan etika kepegawaian,
pemberian gaji, kenaikan pangkat, pendisiplinan, pemberhentian dan masalah
pensiun anggota organisasi. Praktek-praktek seperti pengujian pelamar,
penaikan pangkat secara eksklusif dalam organisasi, bersikap berat sebelah
kepada kerabat dan kawan dekat, pemberiaan hak prosedur proses, dan gaji yang
sesuai menunjukan beberapa keputusan yang sulit, yang menyangkut beberapa
masalah etika yang mendasar.
c. Keleluasaan (privacy) dan pengaruh
terhadap keputusan pribadi
Perjanjian implisit dan eksplisit antara pegawai
dengan organisasi yang mempekerjakan mereka, memberi peluang kepada organisasi
untuk mempengaruhi prestasi kerja pegawai. Namun, masalah etika muncul bila
organisasi menaruh perhatian khusus pada masalah kehidupan pribadi anggotanya
yang tidak secara langsung mempengaruhi prestasi kerja dalam organisasi,
misalnya segala sesuatu yang terjadi selama masa cuti yang mempengaruhi citra
organisasi, keikutsertaan dalam masalah-masalah publik seperti kegiatan masyarakat
organisasi pelayanan, kontribusi pada badan-badan amal, dan keterlibatan dalam
kelompok kegiatan politik.
d. Pemantapan perilaku
Masalah yang termasuk dalam hal ini adalah sejauh mana
organisasi memiliki hak untuk memaksa anggotanya agar membeberkan informasi
mengenai diri mereka melalui peralatan terselubung, pemakaian fisiograf dan
teskepribadian, serta tes pemakaian obat terlarang. Anggota organisasi harus
memiliki informasi yang cukup mengenai apa yang sedang terjadi untuk dapat
memberikan keputusan yang cerdas mengenai konsekuensinya dan prosedur yang
terlibat. Anggota organisasi tidak boleh dipaksa untuk melakukan kegiatan
pembeberan informasi, tetapi mereka harus diberi informasi sepenuhnya sehingga
setuju memberikan informasi secara sukarela.
e. Kualitas lingkungan kerja
Hal ini meliputi sejumlah besar kegiatan, termasuk
masalah-masalah kesehatan dan keamanan, perawatan ibu hamil dan anak-anak,
serta hubungan pegawai-manajer. Bahaya di tempat kerja yang mengakibatkan cacat
sering ditemukan. Selain dari bahan-bahan toksis dan berbahaya sebagai sumber
ancaman bagi kesehatan dan keamanan, stress di tempat kerja mungkin besar
perananya terhadap penurunan kualitas kehidupan kerja anggota organisasi. Oleh
sebab itu, seorang pimpinan atau manajer dituntut untuk menciptakan suatu iklim
yang menghargai anggota organisasi dan mendukung produktivitas optimal. Gaya
kepemimpinan yang menghindari percekcokan dan manuver politis mungkin merupakan
gaya kepemimpinan yang paling etis.
C. KODE PERILAKU KORPORASI
Kode perilaku korporasi
(Corporate Code of Conduct) merupakan pedoman yang dimilikisetiap
perusahaan dalam memberikan batasan-batasan bagi setiap karyawannya untuk
menetapkan etika dalam perusahaan tersebut. Kode perilaku korporasi yang
dimiliki suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan lainnya, karena setiap
perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda dalam menjalankan usahanya.
Di dalam Perilaku
korporatif peran pemimpin sangat penting antara lain,
-
First Adapter, penerima dan pelaksana pertama dari budaya kerja,
-
Motivator, untuk mendorong insan organisasi/korporasi melaksanakan
budaya kerja secara konsisten dan konsekuen,
-
Role Model, teladan bagi insan korporasi terhadap pelaksanaan
Budaya Kerja dan
-
Pencetus
dan Pengelola,
strategi dan program budaya
kerja sesuai kebutuhan korporasi.
Kode perilaku korporasi
(Corporate Code of Conduct) juga dapat diartikan sebagai pedoman
internal perusahaan yang berisikan Sistem Nilai, Etika Bisnis, Etika Kerja,
Komitmen, serta penegakan terhadap peraturan-peraturan perusahaan bagi individu
dalam menjalankan bisnis, dan aktivitas lainnya serta berinteraksi denganstakeholders.
Pengelolaan perusahaan
tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu harus diterima dalam
pergaulan sosial, baik aturan hukum maupun aturan moral atau etika. Corporate
Code of Conduct merupakan pedoman bagi seluruh pelaku bisnis dalam
bersikap dan berperilaku untuk melaksanakan tugas sehari-hari dalam
berinteraksi dengan rekan sekerja, mitra usaha dan pihak-pihak lainnya yang
berkepentingan.
Pembentukan citra yang
baik terkait erat dengan perilaku perusahaan dalam berinteraksi atau
berhubungan dengan parastakeholder. Perilaku perusahaan secara
nyata tercermin pada perilaku pelaku bisnisnya. Dalam mengatur perilaku inilah,
perusahaan perlu menyatakan secara tertulis nilai-nilai etika yang menjadi
kebijakan dan standar perilaku yang diharapkan atau bahkan diwajibkan bagi
setiap pelaku bisnisnya. Pernyataan dan pengkomunukasian nilai-nilai tersebut
dituangkan dalamCorporate Code of Conduct.
Dalam
mengimplementasikan Good Corporate Governance, diperlukan instrumen-instrumen
yang menunjang, yaitu sebagai berikut:
·
Code of Corporate
Governance (Pedoman
Tata Kelola Perusahaan), pedoman dalam interaksi antar organ Perusahaan maupun
stakeholder lainnya.
·
Code of Conduct (Pedoman Perilaku Etis),
pedoman dalam menciptakan hubungan kerjasama yang harmonis antara Perusahaan
dengan Karyawannya.
·
Board Manual, Panduan bagi Komisaris dan
Direksi yang mencakup Keanggotaan, Tugas, Kewajiban, Wewenang serta Hak, Rapat
Dewan, Hubungan Kerja antara Komisaris dengan Direksi serta panduan Operasional
Best Practice.
·
Sistim
Manajemen Risiko, mencakup Prinsip-prinsip tentang Manajemen Risiko dan
Implementasinya.
·
An
Auditing Committee Contract – arranges the Organization and Management of
the Auditing Committee along with its Scope of Work.
·
Piagam
Komite Audit, mengatur tentang Organisasi dan Tata Laksana Komite Audit serta
Ruang Lingkup Tugas.
D.
GOVERNANCE SYSTEM
Merupakan suatu sistem hukum dan suara pendekatan dimana
suatu perusahaan diarahkan dan dikontrol berfokus pada struktur internal maupun
eksternal suatu perusahaan dengan tujuan memantau tindakan manajemen dan
direksi badan dan risiko sehingga mengurangi yang mungkin berasal dari
perbuatan pejabat-pejabat perusahaan.
Jadi, dapat disimpulkan Governance System adalah
suatu aturan, batasan dan sistem yang di rancang untuk melakukan pengarahan
serta pengendalian secara internal dan eksternal guna mengantisipasi suatu
perbuatan yang tidak diinginkan dan kecurangan yang dapat terjadi pada
perusahaan.
Dalam
pelaksanaannya terdapat empat unsur yang tak dapat dipisahkan dari Governance
System, yakni:
a)
Commitment
on Governance adalah sebuah komitmen
di bidang perbankan yang dilandasi prinsip kehati-hatian berdasarkan peraturan
atau perundang-undangan yang berlaku dalam menjalankan perusahaan.
b)
Governance
Structure adalah struktur
kekuasaan yang dijalankan dengan persyaratan sesuai peraturan perundangan yang
berlaku yakni berupa persyaratan suatu transaksi yang diijinkan oleh pejabat
yang ada di Bank.
c)
Governance
Mechanism adalah suatu
peraturan dalam menjalankan bisnis dan operasional perbankan, yakni pengaturan
mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab unit dan pejabat Bank.
d)
Governance
Outcomes adalah suatu hasil
dari pelaksanaan baik dari cara-cara atau praktek-praktek maupun aspek hasil
kinerja yang digunakan untuk mencapai hasil kinerja yang diinginkan (tersebut).
Senin, 12 Oktober 2015
SEJARAH PERKEMBANGAN PROFESI AKUNTAN
A.
SEBELUM KEMERDEKAAN
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu
ethikos yang berarti timbul dari kebisasaan. Etika merupakan sebuah sesuatu
dimana cabang utama yang memperlajari suatu nilai atau kualitas yang menjadi pelajaran
mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk dan tanggung jawab.
Etika bermula bila manusia mencerminkan bentuk etis dalam pendapat-pendapat spontan. Karena pendapat seseorang sering berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika dalam mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Profesi akuntan telah ada sejak abad ke-15, di Inggris pihak yang bukan pemilik dan bukan pengelola yang sekarang disebut auditor diminta untuk memeriksa mengenai kecurigaan yang terdapat di pembukuan laporan keuangan yang disampaikan oleh pengelola kekayaan pemilik harta.
Etika bermula bila manusia mencerminkan bentuk etis dalam pendapat-pendapat spontan. Karena pendapat seseorang sering berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika dalam mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Profesi akuntan telah ada sejak abad ke-15, di Inggris pihak yang bukan pemilik dan bukan pengelola yang sekarang disebut auditor diminta untuk memeriksa mengenai kecurigaan yang terdapat di pembukuan laporan keuangan yang disampaikan oleh pengelola kekayaan pemilik harta.
Keadaan inilah yang membuat pemilik dana
membutuhkan pihak ketiga yang dipercaya oleh masyarakat untuk memeriksa
kelayakan atau kebenaran laporan keuangan pengelola dana. Pihak itulah yang
dikenal sebagai Auditor.
B.
ORDE LAMA
Profesi
akunta di Indonesia itu sejarahnya diawali oleh berdirinya Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI) pada tahun 1957. Karena pada masa ini warisan dari belanda
masih dirasakan dengan tidak adanya satupun akuntan yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia. Sehingga pada masa ini masih mengikuti pola yang dilakukan oleh
belanda, dimana akuntan didaftarkan dalam salah satu register Negara. Belanda
sendiri memiliki dua organisasi profesi yaitu Van Academich Gevorormd e
Accountants (VAGA) dan Nederlands Institute van Accountants (NIvA). Akuntan –
akuntan Indonesia yang lulus pertama periode setelah kemerdekaan tidak dapat
menjadi anggota kedua organisasi tersebut.
C.
ORDE BARU
Pada
masa orde baru, perekonomian Indonesia mengalami perubahan yang cukup
signifikan. Perubahan perkonomian ini memberikan dampak terhadap kebutuhan
profesi sebagai akuntan. Hal ini karena dengan adanya pasar modal pertama sejak
masa orde baru dan juga Karena pada saat itu sudah banyak kantor akuntan yang
berdiri dan juga kantor akuntan asing yang bekerjasama oleh kantor akuntan di
Indonesia. Pada tahun 1977 atas gagasan Drs. Theodorus M. Tuanakotta IAI
membentuk seksi akuntan publik. Hal ini bertujuan sebagai wadah para akuntan
publik di Indonesia untuk melaksanakan program pengembangan akuntan
publik. Setelah kurun waktu 17 tahun berjalan sejak didirikannya seksi
akuntan publik, profesi akuntan berkembang dengan pesat seiring dengan
perkembangan pasar modal dan perbankan di Indonesia, sehingga diperlukan
standar akuntansi keuangan dan standar professional akuntan publik yang setara
dengan standar internasional.
D.
ORDE REFORMASI
Setelah
melewati kedua orde ini, perkembangan profesi akuntan di Indonesia tidak bisa
dipisahkan dari perkembangan perekonomian, dunia usaha dan investasi, pasar
modal serta pengaruh global. Secara garis besar tonggak sejarah dari
perkembangan profesi dan organisasi akuntan public di Indonesia memang
tak luput dari perkembangan perekonomian Negara khususnya dan perkembangan
perkonomian dunia pada umumnya.
Senin, 18 Mei 2015
Tugas Review Game
Boom Beach Review
Freemium base-building games are not
hard to find on the App Store, but Boom Beach sets itself apart with an
engrossing battle experience rich with strategic choices. The idea is a
kid-friendly mash up of Tom Hanks' Castaway and Saving Private Ryan
experiences, in which you must build up your offensive and defensive forces and
battle other players for resources. This constant switch in focus creates a
level a depth that usually is only seen is much larger games, but Boom Beach is
also guilty of slowing progress to a crawl with tedious resource requirements,
and it manages to make me feel alone in its crowded seas.
Developer Supercell is smart enough
not to break a proven formula: it took what worked in its hugely successful
Clash of Clans and basically put a modern skin on it.
Boom Beach has the same high level
of polish and an approachable design. A very simplistic, but effective tutorial
gives you a clear and concise feel for the need to upgrade your base, and how
it leads you to branch out from your base and attack the good variety of other
player and computer-controlled forts scattered across your map of the sea.
Though not having direct control
over your troops in combat is initially frustrating, the choice of landing zone
and use of flares gives you a simplified rule set that builds in complexity
over time. This mostly automated system made for both exciting victories and
agonizing defeats that I grew to love. You'll also be able to use a support
ship off the coast to shoot flares, send in first aid kits, or even lay waste to
the enemy camp with guided missiles. I couldn't help but get excited every time
I had enough points to fire off another missile from the ship. The mixture of
pre-battle strategy, real-time attack simulation, and active support makes for
a very engaging experience that not many iOS games have captured.
The fact that battles still occur
while you’re not playing made signing in to find out I had been attacked both
terrifying and tantalizing. There’s a unique sense of pride when watching a
replay of an attack that my defenses thwarted, and defeats taught me more about
how I should be laying out my beachfront base. I quickly learned and
appreciated that tactical placement of base buildings is important, as opposed
to other games of this style where placement is largely meaningless.
However, for a game that’s well
populated with other humans, it’s stripped of any meaningful ability to connect
with those players. There’s no chat functionality or depth to the interaction,
and it became repetitive to only be able to either ignore or attack other
player bases. Boom Beach is begging for a way to taunt your foes or ally with
them, but that sort of collaboration is not currently available.
When you’re not battling, you’re
working to upgrade your base. The variety in all the materials needed for
upgrades and their constant scarcity borders on maddening. Of the nine
resources, gold is the easiest to come across and yet the most difficult to
spend. Wood is the essential building block early on, but becomes the constant
bane of your beachy existence. Once you finally have a steady amount of wood
coming in, you'll run up against a stone wall (no pun intended), and then an
iron one. There are just too many of these requirements in the way to allow for
an reasonable pace of progression.
That path to upgrading your base
would not be as frustrating if improvements affected more than just one
building, but the frustration piles up as I look across my base and see every
building calling out for an improvement. Being a completionist of sorts, this
was like someone giving me a skin burn while fingers scratch across a
chalkboard. It didn't ruin the experience entirely, but there were several
times when I chose my upgrades poorly and had to wait an hour or more for the
opportunity to right my wrong.
THE VERDICT
The thrill of planning my assault on
the beaches of boom caught me off guard. I was surprised to find myself putting
as much thought into these assaults as I would into troop placement in a game
of Risk. Boom Beach can
kept me enthralled for a time, giving moments of memorable excitement. It
can't, however, stay out of its own way. The growing wall of requirements and
the pace of progression kept this mobile version of the Pacific Theater from
becoming one of my favorite mobile games, but it does have a home on my iPhone
I think this game is not suitable
for children. because which the player must attack the opponent's defense
relentlessly. it is feared will make the children’s mindset to be like that.
Such games are also requirements for revenge so that is not good for children.
Thank you.
1.
What
kind of game is summarized by the author?
a.
Boom
Beach
b.
Clash
of Clans
c.
Dota
d.
Battlefield
2.
Which
is the company that developed the game?
a.
Gameloft
b.
Supercell
c.
Don
Nguyen
d.
Starbucks
3.
What
is the genre of the game?
a.
Warfare
b.
Dice
c.
Puzzle
d.
Card
4.
What
is the operating system can play the game?
a.
Windows
b.
Only
android
c.
Only
iOs
d.
Android
and iOs
5.
How
much the price we must pay to play boom beach?
a.
Rp.
10,000
b.
Free
c.
Rp.
15,000 / hour
d.
Rp.
10,000/hour
6.
Who
is the target marke?
a.
Baby
b.
Kids
c.
Grandpa
d.
Everyone
over 17 years old
7.
From
the review, what is the main thing we should do on the game?
a.
Defense
b.
Attacking
c.
Attack
and Defense
d.
Ignore
8.
Where
is the country of origins of the game?
a.
China
b.
Germany
c.
Indonesia
d.
Finland
9.
What
is the related game developed by supercell?
a.
Clash
of clans
b.
Boom
beach
c.
Battlefield
d.
Call
of duty
10. What is the translation of boom
beach in bahasa?
a.
Perang
pantai
b.
Perang
bharata yudha
c.
Perang
saudara
d.
Perang
dingin
Langganan:
Postingan (Atom)