Halaman

Rabu, 19 November 2014

DAMPAK POLITIK TERHADAP NILAI TUKAR DAN IHSG

Pergerakan Pasar Modal di suatu Negara mencerminkan adanya suatu stabilitas politik dan ekonomi yang sedang terjadi baik melalui kebijakan eksekutif maupun manuver-2 elit politisi di legislatif. Sehingga jika terjadi kegaduhan di bidang politik maka secara spontan akan terjadi turbulensi di Pasar Modal dengan segala dampaknya dibidang ekonomi dan pada akhirnya akan mempengaruhi pasar riil.
Indeks Saham Anjlok Setelah DPR Hapuskan Pilkada Langsung
26 September 2014
004005400_1410460408-gedung_dprKeberhasilan Koalisi Merah Putih (KMP) menguasai DPR menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor. Mereka memprediksi, kebijakan-kebijakan presiden mendatang, Joko Widodo atau Jokowi, akan dihambat oleh DPR.
Seorang investor saham, Alex Marco mengatakan, dua keputusan politik yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor domestik maupun asing adalah pengesahan UU Pilkada yang meniadakan pilkada langsung dan dominasi partai KMP di DPR.
Dari keduanya, yang paling tidak disukai oleh investor adalah dominasi KMP di DPR. Apalagi, kisruh UU Pilkada cenderung mereda karena Presiden SBY telah menerbitkan peraturan pemerintah pengganti UU atau perppu yang mengembalikan pilkada langsung.
Menurut Alex, dominasi KMP di DPR menimbulkan dugaan bahwa program-program Jokowi akan dijegal. “Nanti, program-program Jokowi yang harus melalui DPR, bisa dijegal oleh DPR. Akhirnya enggak bisa jalan,” katanya Jumat (3/10/2014).
“Kami tidak percaya kepada KMP. Keputusan di DPR itu kepentingan partai saja, bukan kepentingan rakyat, walau mereka mengatasnamakan rakyat,” ucapnya.
Data menunjukkan, setelah politisi Partai Golkar Setya Novan terpilih menjadi Ketua DPR periode 2014-2019, Kamis (2/10), indeks harga saham gabungan (IHSG) terpuruk 2,73 persen ke level 5.000,81 atau yang paling dalam sejak sejak Mei 2014.
Keterpurukan terjadi karena para investor asing hengkang setelah melepas sahamnya senilai Rp 1,6 triliun. Sementara seusai DPR menetapkan UU Pilkada yang menghapus pilkada langsung, Jumat (26/9), IHSG melemah 1,32 persen atau 68,81 poin menjadi 5.132,56.
Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI), Reza Priyambada menjelaskan, pelemahan IHSG terjadi karena banyaknya sentimen negatif, mulai dari menguatnya yen Jepang hingga pelemahan laju sejumlah bursa saham global setelah rilis data ekonomi AS dan Eropa yang menunjukkan penurunan.
“Juga pemberitaan yang bernada negatif terhadap pimpinan DPR,” kata Reza, Jumat.
Walau WKSI mengesampingkan pengaruh politik tergadap pasar, Reza melihat secara psikologis, dinamika politik mempengaruhi mood pelaku pasar untuk bertransaksi hingga IHSG  tidak mampu melanjutkan kenaikannya.
“Mungkin ada juga imbas dari politik. Kami telah mencoba mengesampingkan sentimen politik. Namun, saya dan tim melihat ini tahun politik, bagaimanapun, tentu ada imbas dari politik,” ujar Reza.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan, sentimen negatif dari kondisi politik dalam negeri sudah cenderung kecil.
Melemahnya IHSG belakangan ini, menurut William terjadi karena nilai tukar rupiah tidak kunjung membaik dan kebutuhan serta pengeluaran dolar AS cukup kuat. “Investor harus jeli, jangan terpengaruh berita yang membuatnya menjadi panik,” katanya.
IHSG Anjlok 40 Poin Pasca Terpilihnya Pimpinan MPR
8 Oktober 2014
mpr
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 40 poin pasca pemilihan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Kekhawatiran lambatnya pertumbuhan ekonomi global juga memberi sentimen negatif.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 12.235 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 12.185 per dolar AS.
Pada perdagangan preopening, IHSG anjlok 40,421 poin (0,80%) ke level 4.992,420. Sedangkan Indeks LQ45 jatuh 10,126 poin (1,19%) ke level 842,275.
Membuka perdagangan, Rabu (8/10/2014), IHSG terjun 53,917 poin (1,07%) ke level 4.978,924. Indeks LQ45 amblas 11,484 poin (1,35%) ke level 840,917.
Koalisi Merah Putih (KMP) kembali memenangkan persaingan dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Kali ini, koalisi yang diusung oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrat (Demokrat) dan Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut memenangkan persaingan dalam memperebutkan kursi pimpinan MPR.
KMP sukses memenangkan Paket B yang terdiri dari Zulkifli Hasan sebagai Ketua MPR, dengan para wakilnya Mahyudin, EE Mangindaan, Hidayat Nur Wahid, dan Oesman Sapta Odang sebagai pimpinan MPR yang baru setelah memenangkan voting sebanyak 347 suara berbanding 330 suara.
Itu artinya, KMP sukses menguasai parlemen dengan menempatkan kader-kadernya pada posisi pimpinan MPR dan DPR. Pelaku pasar yang selama ini cenderung mendukung KIH mulai mengamankan portofolio dengan melepas saham.
Jokowi Bertemu Prabowo Rupiah dan IHSG Langsung Menguat
17 Oktober 2014
jp
Nilai tukar rupiah di pasar uang menguat 170 poin seiring respons positif pasar terhadap perkembangan politik di tanah air setelah presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) bertemu pimpinan Koalisi Merah Putih (KMP) Prabowo Subianto yang menjadi rivalnya dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2014. Ini merupakan pertemuan pertama mereka setelah Pilpres lalu.
Rupiah ditransaksikan pada 12.090 per dolar AS, jauh lebih baik dibanding posisi sebelumnya yang mencapai 12.260 per dolar AS. “Sentimen positif didominasi dari dalam negeri, kondisi politik sebelumnya yang memanas sudah mulai kondusif. Adanya pertemuan Joko Widodo dengan Prabowo Subianto membuat psikologis investor yakin kedepannya terhadap pasar investasi,” kata analis dari Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, di Jakarta Jumat (17/10). Namun menurut kurs tengah Bank Indonesia rupiah masih berada pada 12.222 per dolar AS. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga melonjak 77,332 poin ke level 5028,946 setelah ada sentimen positif dari dalam negeri. Bahkan mengawali perdagangan kemarin pagi, IHSG naik tipis 6,565 poin (0,13%) ke level 4.958,179 di tengah melemahnya bursa-bursa regional. Aksi beli investor domestik menahan IHSG di zona hijau.
David Sumual, ekonom BCA mengatakan perkembangan politik akhir-akhir ini memang membawa angin segar bagi para pelaku pasar. “Pak Jokowi sudah bertemu dengan Pak Aburizal Bakrie (Ketua Umum Partai Golkar), dan pimpinan PPP (Partai Persatuan Pembangunan). Sekarang bertemu dengan Pak Prabowo. Ini tentu sangat baik,” paparnya. Beberapa waktu lalu, lanjut David, investor sempat cemas dengan masa depan pemerintahan Jokowi. Pasalnya, parlemen didominasi oleh oposisi KMP sehingga dikhawatirkan bisa menghambat program-program pemerintah. Namun kekhawatiran ini sedikit pudar kala Jokowi menemui sejumlah tokoh dari KMP. “Checks and balances memang penting. Namun kerja sama antara pemerintah dan DPR juga penting,” katanya.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui adanya pengaruh kondusifitas politik terhadap para investor meskipun tidak terlalu besar.”Ada memang pengaruhnya,” ungkapnya.
Penguatan Rupiah-IHSG Efek Sesaat Pelantikan Jokowi
20 Oktober 2014
lantik
Ekonom dari Universitas Indonesia (UI) Lana Soelistioningsih mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah terhadap USD serta melesatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi pasca pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya sesaat.
“Sentiment sesaat, problemnya enggak semudah itu. Yang akan datang yang perlu dihadapi Pak Jokowi itu BBM, defisit transaksi berjalan. Dan perlu realisasi programnya, ini langkah awal positif,” ujarnya saat dihubungi Sindonews, Senin (20/10/2014).
Dia menuturkan, menguatnya nilai tukar rupiah dan IHSG ini juga dibantu pertemuan antara Jokowi dan rivalnya Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.
“Kalau enggak ada pertemuan enggak seoptimis sekarang penguatannya. Rekonsiliasi Jokowi menjelang pelantikan dan Prabowo hadir dalam pelantikan ini dukungan positif dan direspon baik pelaku pasar,” tutur Lana.
Sementara, Kepala Ekonom BTN Agustinus Prasetyantoko mengungkapkan bahwa pelantikan Presiden RI ke-7 Jokowi memang membawa dampak positif terhadap rupiah dan IHSG.
Namun, pada dasarnya yang ditunggu pasar adalah komposisi kabinet Jokowi dan para personil yang akan mengisi kursi para pembantu Presiden tersebut.
“Ada memang satu fase sudah dilalui, Presiden resmi dan yang ditunggu itu yang penting komposisi kabinet, pasar masih menunggu personilnya. Kalau mengembirakan menguat lebih jauh,” jelasnya.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada hari ini ditutup terapresiasi sejalan dengan makin menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan awal pekan ini.
Seperti diketahui, nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg hari ini berakhir pada level Rp12.032 per USD. Posisi tersebut terapresiasi 56 poin dibanding penutupan Jumat (17/10/2014) di level Rp12.110 per USD.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar