Halaman

Rabu, 24 Oktober 2012

Juragan Bahasa yang Bisu

                 Serentet huruf panjang yang membentuk namaku, adalah awal ceritaku di bumi ini. Aku EARLYNA RACHMONANDES. sekilas banyak orang yang menyangka aku bukan orang indonesia. tapi aku murni peranakan merah putih. tidak ada stek, cangkok, atau pesilangan dari negara selain indonesia manapun. Bahkan, aku adalah gadis keturunan jawa asli. Kebanyakan orang memanggilku mona. Ayahku yang men-design-nya. Dia bilang namaku unik, karena panggilanku ada ditengah-tengan nama belakangku. Padahal kebanyakan orang dipanggil dari nama depannya. ya itulah tentang namaku.Bagaimana aku mendeskripsikan tentang 'AKU' ya? Sebetulnya aku sedikit takut, dan bingung juga untuk mendeskripsikan 'Aku' karena agaknya seperti narcissism saja, dan agak takut kalau orang menanggapinya dengan sarcastic. Ya sebetulnya aku adalah seorang penakut, aku lebih berani bersembunyi dibalik tulisan-tulisanku. 

                   Sepanjang yang aku ingat ada saja yang complain dengan gaya bicaraku yang A B C D. Jadi itulah kenapa aku  lebih menyukai tulisan, sastra, atau sejenisnya. Karena, sastra adalah makian dengan bahasa paling terindah yang pernah kubaca dan dengar. Bandingkan dengan mereka yang leluasa seenak jidatnya, walaupun tidak memaki. Sangat kontradiksi bukan keadaannya? Aku mulai menyukai sastra sejak aku kecil, menulis dengan kosakata dan tata bahasa seadanya. Dan sejak saat itu aku mulai gelut dengan kesukaanku yang satu ini. Seperti morfin yang selalu membuat aku merasa butuh dan addict. Tanpa tulisan aku lebih sering random dalam mendefinisikan serta menjelaskan pikiranku dan perasaanku. 

                   Kertas adalah sahabat dan pendengar paling ikhlas tentang semua ceritaku. Pena adalah pembantu dengan, pengabdian paling tulus dibawah kendali keinginanku dalam menulis. Memang egois agaknya. Tapi, dengan mereka aku tidak menyakiti atau memperalat siapapun. Hmmm, kembali kepada hobiku menulis itu, aku menyukai menulis sejak kecil dan mulai mengikuti lomba sejak SMP dan aku mengikuti lomba itupun karena guru Bahasa Indonesiaku, tak sengaja melihat tulisanku dibelakang buku tugasku. Karena jujur saja, sebelumnya, buatku, tulisanku adalah permen cokelat pribadiku. Dan sampai akhirnya aku menang dan menjadi juara dalam lomba menulis tingkat se-DKI itu. Dan guruku bilang kata panitia tulisanku dan gaya bahasaku lebih cocok untuk perlombaan tingkat SMA bukan SMP. Dan sejak saat itu muncullah kepercayaan diriku, untuk sedikit menunjukkan hasil karya tulisanku kepada orang lain, dan sejak saat itu aku rajin mengikuti lomba-lomba dan hasilnya tidak mengecewakan, dari beberapa lomba aku juara 1,2 dan 3. 

                    Buatku menulis bukanlah demand ku terhadap achievement yang akan aku dapatkan, lebih dari itu aku menadapatkan sahabat setia. Yaitu pena dan kertasku. Dan dengan menulis kita akan lebih berpikir, kita akan lebih banyak mendengarkan, menuliskannya, menikmati dari setiap ceritanya. Anggap saja aku si Bisu karena terlalu banyak menulis. Tapi aku lebih baik dalam mendengar, dan melihat sekelilingku. Karena hidup tak hanya bicara.

Earlyna Rachmonandes (22212348)
1eb03

Tidak ada komentar:

Posting Komentar