Detik ini, Angin meniupkan kembali,
Hanya…
Ini aneh,
Aku tertiup ke selatan,
tiupan dari
utara itu kembali melayangkan aku,
Melayangkan aku pada perasaan tanpa estimasi
yang mendekati,
Hanya aku sendiri yang tertiup sampai sini,
Angin yang lain
membawa merekadari barat ke timur,
Atau sebaliknya,
Hanya aku,
Hanya aku yang
ditiupnya ke selatan,
Terasa asing,
Suatu rimba yang dingin tetapi terselip
gurun,
entah di dimensi manakah ini, aku pun tak tau,
Asing…,
Namun aku nyaman
disini,
Entah kenapa walaupun sendirian,
Bahkan di barat dan timu bersorak
memanggilku,
Aku tetap tak bergeming,
Tetap hening,
Bahkan seseorang mencoba
menarikku ke barat,
Dia tak letih mencoba hampir setiap hari,
Tetap….,
Sepertinya
percuma,
Bukanmaksudku menyia-nyiakan usahanya,
Hanya jika boleh aku tertawa
kecil lewat bahasa,
Ini aneh,
Asing,
Disini…
Tapi aku nyaman,
Bahkan kabut
dalam atmosfer selatanku
terhalang kabut yang menyesaki angin-angin itu sendiri,
Jadi,
Dia tak bisa memasuki selatanku,
Atau
membuatku melihat baratnya,
Bahkan jika
ia meminta ku menipiskan kabut ini,
Maaf…,
Aku tidak bisa,
Bukan tak mau,
Hanya….,
Aku tak tau caranya..,
Dan tak tau seperti apa wujud nyata kabut itu,
Sekalipun
itu si kapas kabut,
Atau uap-uap dari mantra yang mengukung,
Pada atmosfer
selatanku ,
Yaitu, kesendirian
Aku tak
bisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar