Halaman

Minggu, 18 Januari 2015

Turunnya Harga Minyak Berimbas Pada Industri Perbankan

Harga minyak yang turun hingga di bawah level US$ 50 per barel ternyata tidak hanya berdampak kepada perusahaan energi saja. Diperkirakan, industri perbankan juga akan terkena getahnya.

Menengok ke belakang, ratusan bank di Texas, Amerika Serikat (AS), ditutup ketika negara tersebut ke dalam resesi pada tahun 1986. Saat itu, harga minyak juga mengalami penurunan tajam seperti saat ini. 

Pada periode 1980-an, merupakan periode yang mirip dengan saat ini dimana penurunan harga minyak mencapai level 50 persen. 

Mengutip CNN Money, Minggu (18/1/2015), industri perbankan banyak memberikan kredit kepada para perusahaan minyak dan gas (migas) pada periode 1980-an. kredit tersebut diberikan untuk membantuk perusahaan migas menemukan cadangan energi.

Bank-bank memanfaatkan kesempatan dimana terjadi booming ekonomi di wilayah yang cukup kaya dengan cadangan minyak seperti Texas dan North Dakota. 

Namun ketika resesi datang karena penurunan harga minyak, banyak bank akan merasakan akibatnya karena ikut memberikan pembiayaan kepada perusahaan-perusahaan pengebor minyak. 

Tak hanya itu, resesi kali itu juga berdampak kepada pemutusan hubungan kerja kepada para karyawan perusahaan migas. Dengan pemutusan hubungan kerja tersebut, imbas ke industri perbankan lebih dalam lagi. 

Para karyawan perusahaan migas yang mempunyai portofolio pinjaman kendaraan dan juga rumah akan sulit untuk mengembalikan dananya. 

"Banyak bank-bank dengan skala kecil di Texas da North Dakota menerima akibatnya. Pasalnya semua perekonomian di daerah tersebut dihidupi oleh industri migas," jelas analis bank Rafferty Capital Markets, Dick Bove.

"Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kemerosotan harga minyak saat ini akan membawa dampak yang cukup besar bagi industri perbankan," imbuhnya. (Gdn)

sumber:http://bisnis.liputan6.com/read/2162566/harga-minyak-turun-industri-perbankan-bakal-ikut-terimbas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar